Pujungkejen menyimpan sejuta kekayaan alam yang masih perawan. Dusun ini masih relatif bersih dari kontaminasi dunia luar, masyarakatnya sangat memegang teguh tradisi lokal baik secara horizontal –hubungannya dengan sesama manusia maupun secara vertikal-komunikasinya dengan Sang Pencipta. Masyarakatnya berusaha menyelaraskan hidupnya dengan kehendak alam, bukan menentangnya. Wajah Lumajang yang tradisional mungkin terwakili oleh keberadaannya. Berada di
Perjalanan dari tempat parkir di Tawonsongo ke Watu Klosot sejauh sekitar 4 kilometer dengan naik turun jalan setapak dan melintasi sungai memang cukup membuat penat sekujur tubuh. Tetapi kepenatan itu cukup terhibur dengan pemandangan alamnya yang luar biasa. Setelah melintasi kebun kopi yang organik, pengunjung akan merambah kebun pisang. Segala jenis pisang tumbuh di kanan kiri jalan, sebagian ada yang sudah matang di pohon. Tandannya yang berwarna kuning menantang tangan-tangan untuk menjamahnya. Pisang merupakan buah tangan yang paling diminati bagi wisatawan jika mampir ke Lumajang.
Pengunjung bisa berkeliling kebun sebelum melanjutkan perjalanan.
Tetapi ada yang lebih mempesona lagi, yaitu melihat-lihat dan tentunya sambil belajar para petani ‘ndarung’ bercocok tanam dengan ketrampilan baru dan semuanya serba organik. Petani ‘ndarung’ adalah sekelompok petani yang berhuma di pinggir hutan untuk bercocok tanam di areal milik Perhutani yang sudah dipasrahkan untuk digarap oleh petani-petani kelas gurem tersebut. Petani-petani ini malah sudah mendapat sertifikasi pertanian organik sehingga mereka lebih berpengalaman dibandingkan petani pedesaan lainnya.
POS
Lokasi : Lahan YPKGM
Kawasan Pusungkejen Ds. Pasrujambe
POTENSI
· Kebun Kopi Organik
· Lahan Outbound
Blog yang menarik.
agrobiosolution